Pertama Kali ke Taman Sari – Jogjain2020 #2 - Haloha teman pembaca todayers. Bertemu kembali dengan cerita #Jogjain2020. Saya tiba di Jogja pada suatu Sabtu di pagi hari. Sepanjang hari itu hanya dihabiskan di dalam rumah dengan memasak bersama teman saya. Selain memang ngerasa capek setelah semalaman di bus, hujan lebat turut membuat mager jadi lebih kuat. Alhasil, saya hanya sempat diajak keluar sebentar ke Bukit Bintang mengunjungi HeHa Sky View pada malam lepas Isya masih dengan gerimis.
Keesokan harinya, hujan dengan
intensitas ringan masih mengguyur daerah Berbah pada pagi. Namun sudah mereda
mendekati tengah hari. Bergegas saya dan teman saya untuk mandi dan sarapan
kemudian langsung berangkat menuju pusat kota. Destinasi pertama yang saya
request adalah Taman Sari. Sudah bertahun-tahun semenjak 2015 saya menginginkan
berkunjung ke tempat wisata ini. Saat tahun 2015 saya hanya sampai di jalan
depannya, karena sudah mendekati senja niat saya urung karena pasti sudah
tutup.
Sudah dipastikan Taman Sari
sangat ramai di akhir pekan seperti ini. Untuk motret view tanpa ada orang saja
sangat sulit. Berkali-kali kami menunggu hingga spot kosong. Meski hanya ada
satu atau dua foto yang lumayan oke tanpa ada keramaiannya. Jadi harap maklum
yah kalo hasil dokumentasi nya segitu aja, hehe.
Biaya tiket masuk Taman Sari
yaitu sebesar Rp 5.000 per orang. Bagi pengunjung yang ingin foto khusus
seperti prewedd atau syuting juga ada tarif khusus. Sedangkan yang hanya bawa
kamera biasa dikenakan biaya Rp 3.000 per kamera, nantinya akan diberi label
sebagai tanda sudah registrasi. Selesai urusan registrasi waktunya menjelajah
Taman Sari.
Tempat wisata yang terletak di
Kecamatan Kraton ini menjadi destinasi “wajib” disinggahi jika berkunjung ke
Jogjakarta selain Malioboro. Nah, tepat sekali teman saya pernah ke sini
sebelumnya, jadinya saya enggak perlu tanya sana-sini. Kolam dengan warna air
hijau telur asin masih menjadi spot favorit. Buktinya di sini terlihat ramai
dan pengunjung bergantian berpose. Cukup lama saya di spot ini karena “antre”.
Melihat sekeliling, kondisinya sangat bersih jauh dari sampah-sampah, artinya
lokasi ini amat sangat terawat. Katanya (mbah google) Taman Sari ini dikenal
dengan water castle atau istana air karena spot kolam nya lah yang lebih
menonjol dari lainnya. Dan katanya lagi pokoknya belum lengkap ke Jogjakarta
jika belum melihat kolam tersebut.
By the way, lokasi Taman Sari
sangat dekat dengan Alun-alun Jogjakarta. Jadi teman pembaca yang baru pertama
kali ke Jogja bisa mengunjungi kedua tempat wisata ini dalam satu hari. Taman Sari
nya sendiri open dari pukul 08.00 hingga 17.00. Waktu yang sangat baik datang
ke Taman Sari adalah pagi menjelang siang karena sinar mataharinya lebih terang
dan langit clear.
Sedikit informasi mengenai
sejarah Taman Sari. Menurut literasi yang saya baca, didirikan pada masa
pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I tahun 1758-1765. Wah mendengar nama
ini jadi teringat saat belajar sejarah di bangku SD-SMP yah. Nah kemudian
bangunan tersebut difungsikan sebagai taman istana dan benteng pertahanan. Hingga
saat ini tempat ini dijadikan sebagai situs cagar budaya Jogja.
Selanjutnya kami mengunjungi
Sumur Gumilang yang menjadi spot favorit bagi wisatawan. Spot ini sangat ramai
sehingga untuk befoto saja mesti antre dan harus gercep. Sayang sekali susah
untuk menunggu sepi, alhasil saya harus ikhlas jika foto nya bareng-bareng
dengan yang lain, hueheh.
Saat berjalan menuju ke arah
exit, kami mampir sebentar di dinding yang di buat graffiti dengan tulisan
Sanggar Kalpika. Graffiti nya bagus banget. Sangat unik dan bagus sekali jadi
backdop foto. Cekrek-cekrek.
Jalan-jalan di Taman Sari nya segitu aja. Kayaknya suatu saat saya ingin kembali ke sana untuk lebih eksplore lagi.