Melawan Dampak Perubahan Iklim yang Semakin Nyata : Mulai Dari Diri Sendiri
Yo agak malawan puaso hari ko yo – wah, hari ini berasa ngelawan puasanya ya
Begitulah kira-kira yang terucap
ketika kemarin saya melewati hari-hari yang begitu terasa panas menyengat.
Padahal posisinya sedang tidak bekerja, alias hari libur, harusnya tidak perlu
ngeluh hampir enggak kuat puasa. Jadi ya di hari-hari awal apuasa masih terasa
santai karena kebetulan kondisi di kantor adem jadi enggak terlalu ngerasain
suhu panas.
Berselancar di dunia twitter
ternyata saya temukan topik yang sedang trending, warga twitter mengeluh suhu
panas dimana-mana. Ada pula cuitan tentang kondisi di daerahnya sedang panas
terik eh tiba-tiba hujan lebat mengguyur. Wah, ternyata bukan saya sendiri yang
merasakan yah.
Sebagai anak kost yang tidak
memiliki AC, suhu panas ini amat menyiksa. Alih-alih bisa tidur siang dengan
nyenyak, saya dan si kucing kesayangan grasak grusuk tidak betah, pindah
sana-sini mencari posisi yang adem. Wah, si kucing aja ngerasain betapa
panasnya suhu udara sampai-sampai dia ngungsi ke kamar mandi untuk menikmati
ademnya lantai kamar mandi. Yha, saya enggak mungkin ikutan pindah juga, hehe.
Kenaikan suhu udara di bumi
Perubahan iklim disebabkan baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah
komposisi atmosfer global. Komposisi atmosfer yang dimaksud adalah komposisi
atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang terdiri dari karbondioksida,
metana, nitrogen, dan lainnya yang terkait. Begitu kira-kira penjabaran singkat
mengenai definisi perubahan iklim yang dikutip dari portal online ditjenppi.menlhk.go.id.
Nah, gas rumah kaca ini sebenarnya sangat penting. Kenapa penting? Fungsi gas rumah
kaca adalah untuk menjaga suhu bumi tetap stabil. Namun seiring waktu
konsentrasinya makin tinggi. Kemudian panas bumi terperangkap sehingga suhu di
bumi meningkat. Itulah yang dinamai dengan pemanasan global. Isu pemanasan
global ini sudah lama diperbincangkan. Kayaknya saat SMA saya sudah disuguhi
dengan pembahasan ini. Jadi pemanasan global ini sudah lama ada bahkan dari
sepuluh tahun lalu. Kebayang dong sekarang udah kayak gimana dampaknya. Ya
tepat sekali seperti cerita saya di awal tadi.
Grafik data suhu rata-rata tahunan selama 30-tahun (periode 1981-2010). Variasi naik turun suhu setiap tahun menunjukkan adanya variabilitas tahunan suhu. (http://ditjenppi.menlhk.go.id/) |
Pengaruh Cuaca Ekstrim Terhadap Perilaku
Dua bulan belakangan kondisi
cuaca juga tidak menentu. Seringkali siang hari langit begitu cerah, tiba-tiba
sore atau malamnya diguyur hujan disertai petir. Seriusan kucing saya jadi ikut
ketakutan saat mendengar suara gemuruh serta petir. Tidak hanya itu, kondisi
cuaca makin buruk karena disertai angin yang kencang. Di sudut kamar kost-an
yang mungil ini, saya dan si kucing duduk di pojokan saking takutnya karena di
luar sedang badai.
Perubahan cuaca yang tidak
menentu ini berimbas kepada pengambilan keputusan di dalam hidup. Gaya banget
yak, hehe. Pada akhir Bulan Februari lalu saya mudik ke Padang. Berencana
menumpang pesawat terbang, saya pikirkan matang-matang pilihan jam
keberangkatan mengingat saat itu sering terjadi hujan saat sore hari. Otomatis saya
mikir harus ambil penerbangan pagi atau siang, pokoknya jangan sore deh. Nah,
tiket penerbangan pagi sudah di tangan. Udah senang karena menginginkan flight
tanpa kendala cuaca dengan kondisi hujan. Namun H-1 keberangkatan pihak
maskapai menginformasikan bahwa ada re-schedule ke siang hari. Pagi itu saya
bersemangat sekali namun sesaat akan naik jemputan online, turun lah hujan
dengan begitu deras disertai angin kencang hingga saya tiba di bandara. Wah, agak
nyesek saat itu sih, yah mau gimana lagi, cuaca memang kadang suka nge-prank.
Jadinya saya berdoa saja semoga penerbangan CGK-PDG lancar.
Saya bisa apa? Kita bisa apa?
Pertanyaan yang to the point aja nih. Fenomena di atas cukup menampar kita ya apalagi saya yang merasakan langsung. Masih banyak lagi fenomena yang menjadi pertanda bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja. Manusia secara individu hanya seperti butiran debu jika dibandingkan dengan luasnya bumi ini. Tapi jangan remeh dulu, justru jika kita lakukan dari hal kecil, bahkan dari diri sendiri pasti sedikit banyaknya akan bantu untuk mengurangi perubahan iklim, ya meski secuil-pun. Lalu apa aja sih yang bisa kita lakukan temen-temen? Simak ya….
- Mengurangi sampah plastik
Saat ini peniatadaan kantong gresek di supermarket sudah marak, khususnya di Jakarta. Ini bagus. Jadi pembeli harus bawa kantong belanjaan sendiri. Bisa juga dengan membawa wadah sendiri yang bisa digunakan berkali-kali. Meski mungkin beberapa penjual agak “nyinyir” karena belum paham, it's okey. Perlahan kita juga bantu untuk memberikan pemahaman dan penyadaran.
- Menghemat penggunaan listrik
Nah yang satu ini agak picky sih. Memilah antara kebutuhan listrik primer dan sekunder. Intinya sih bener-bener harus bisa bedain antara kebutuhan dan keinginan. Layaknya sedang shopping di market, harus pinter bedainnya biar ujung-ujungnya engga kalap. Contohnya apa? Kebutuan listrik primer ya seperti penerangan di rumah di area yang minim cahaya. Tapi ini juga bisa disiasati dengan memilih desain rumah yang memungkinkan penggunaan kaca atau atap bening sehingga pada siang hari pencahayaannya dapat terbantu oleh sinar matahari. Lalu kebutuhan sekunder seperti mengurangi penggunaan listrik dengan aktivitas terkait hiburan. Iya, ada baiknya jangan main game lama-lama. Selain menyita waktu ya menyita kebutuhan listrik juga, hehe. Ada lagi kah contoh lainnya? Boleh banget disebutin di komentar ya hehe.
- Berkebun mini di balkon
Kegiatan ini amat
menyenangkan. Selain memanjakan mata dengan yang hijau-hijau juga menentramkan
hati ketika melihat proses bertumbuhnya tanaman yang kita rawat sejak kecil. Lahan
hijau di perkotaan memang sudah semakin minim. Salah satu hal kecil yang bisa
kita lakukan adalah berkebun mini meski hanya di sepetak kecil balkon. Harapannya
semoga dengan tanaman yang tidak banyak itu yaa bisa menghasilkan oksigen yang
fresh langsung dari tanamannya. Doain aja jika ada rezeki lebih bisa punya
kebun berhektar-hektar lalu tanamlah banyak tanaman, hehe.
Itu lah beberapa bukti nyata yang
penulis lakukan dengan memulai dari diri sendiri untuk mengurangi atau
memperlambat perubahan iklim. Masih banyak sih sebenarnya yang ingin dilakukan
sebagai bukti nyata ingin ikut andil #UntukmuBumiku. Kita pasti bisa menjadi #TeamUpforImpact.
Ayo berbagi idea teman-teman pembaca, apa lagi yang bisa kita lakukan untuk
mengurangi perubahan iklim? Siapa tau penulis atau bahkan kita semua bisa
bahu-membahu dengan mulai dari hal kecil, mulai dari diri sendiri.
sumber referensi:
http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/dampak-fenomena-perubahan-iklim
https://www.youtube.com/watch?v=1HW66vLN7_s
https://www.youtube.com/watch?v=jAa58N4Jlos