Akhirnya saya menuruti energi untuk menuliskan cerita panjang di kegiatan National Social Business Competition 2014 yang sempat saya ikuti awal November lalu. Setelah beberapa kali menunda-nunda, karena takut nanti jadi lupa terus karena sudah lama gak nge-draft buat blog juga. Entah mengapa, sepulang dari sana serasa punya semangat baru lagi. Bertemu dengan orang-orang baru bahkan serasa punya keluarga baru. Terlebih rindu dengan CEO-nya Mangurai Denim, Ein Luthfii yang banyak memberi inspirasi. Parah Ein, masih kangen sama suasana NSBC, belum bisa move on haha.
Sebenarnya saya juga gak nyangka bisa berangkat juga setelah beberapa hal memungkinkan untuk membuat keberangkatan itu batal. Perkara izin dari keluarga, perkara konsep dan materi yang belum matang, perkara biaya yang sebenarnya kesalahan tim juga sih. Intinya seriusan tim belum satu, belum solid. Entahlah, disini saya mungkin bisa menyampaikan. Jujur saya kecewa dengan tim karena memang tidak siap sedari awal. Niat awal memang hanya ingin mengikuti lomba dan tentunya goal-nya mau menang. Mungkin karena tim masih memiliki pengetahuan yang masih minim mengenai konsep dari social business itu sendiri. Tak apalah, dengan modal ide serta konsep yang entah benar atau tidak, Randang Pucuk Ubi berhasil menjadi salah satu finalis dari the big 15 of NSBC 2014. Saya sendiri selaku yang punya ide tentu begitu bangga. Karena usaha ini adalah usaha turunan nenek, tujuan lain saya ketika itu adalah ingin mengembangkannya menjadi salah satu produk khas Sumatera Barat. Toh dari awal memang ingin mencoba berbisnis, kebetulan ada teman yang mengajak dan mengenalkan tentang NSBC, mungkin disitu pula nasib RPU bisa lebih dikenal orang orang-orang di luar sana. Kata Pak De begini “pai juo wak pi? Haha”. Ya, serasa mustahil saja karena kami tidak yakin bisa berangkat, selain materi belum “tagok” juga karena cemas meninggalkan mandan-mandan kelompok praktikum. Berkat semangat dari mereka juga akhirnya bisa bilang “oke kami berangkat ya”. Terimakasih dulu buat mandan-mandan praktikum Sistem Produksi tercinta, yang sudah kasih waktu buat saya untuk menyibukkan diri di NSBC 2014.
Ini foto taken nya sebelum saya
berangkat. “Sakitnya itu disini” kala banyak sekali revisi laporan hehe
Pulang-pulang mandan-mandan ini
pokoknya harus dikasih oleh-oleh. Yalaah, oleh-olehnya buat mereka saja karena
saya juga gak sempat untuk pergi ke sana-sini untuk membawa sesuatu untuk teman
lain yang tinggal. Maafkan akuuuh u,u.
Banyaak sekali persiapan yang harus
dipikirkan. Ya, mikirinnya yang pusing, harus ini itu harus begini begitu sampe
saya sendiri nge-list apa aja yang bakal dibawa karena takut lupa. Penyakit
lupa yang kadang dibutuhkan tapi gak nurut eh giliran gak dibutuhin malah nurut
sejadi-jadinya. Berjam-jam hingga berhari-hari memandangi list rangkaian
kegiatan NSBC untuk seminggu full. Mikirin bawa baju berapa stel, bawa sepatu
apa, bawa sendal gak ya? bawa apaa ajaaa siiih ? O_O takutnya bawa kelebihan
barang ntar gak sanggup bawa.
Tiap pusing-pusing mikirin
keberangkatan, selalu ditemani teman kuning satu ini. Sayang, karena dia gak
bakal saya bawa.
Hingga tiba hari keberangkatan, Pak
Dede susah dihubungi, pas ditelfon eh malah gak diangkat habis itu nomernya gak
aktif. Haduh, sampe udah fix buat males berangkat meski tiket udah kebeli jauh
hari. Kalau tim gak solid begitu gimana mau bisa pergi coba kan? Yuhuuu.
Beberapa jam sebelum taksi nya datang, saya milih buat istirahat dulu karena
dari semalaman begadang buat packaging RPU yang bakal dibawa pas pitching.
Lelahnya luarr biasa sekali. Saya kalau lagi genting begitu susah sekali untuk
bisa tenang, bawaannya panik mulu. Packing barang-barang saya pun siang sebelum
sorenya pergi. Paraah, haha. Ya begitu lah saya, maafkan, lupakan ya!
Manusia
hanya bisa berencana, Tuhan lah yang menentukan
Kalimat yang tepat ketika tim Limau
Manih lagi on going ke bandara. Kecemasan galau antara jadi pergi atau gak
berganti menjadi siap apa tidak untuk pitching nanti. Oalah, satu masalah
lepas, masalah yang lain pun datang. Begitu Tuhan memberi jalan hidup pada
ciptaan-Nya. Namun bersama tim, saya menjadi lebih yakin dan percaya. Pak De
yang saya yakini bisa mengantarkan RPU sukses saat pitching serta Zack (huek)
yang saya percayai dengan logika cepat dan tepatnya--yakali karena IQ nya
paling tinggi. Sementara saya -__- hap hap, saya mungkin bisa nge-handle mereka
saja, bisa ngomelin mereka. Haha. Ohya, kata mereka saya suka marah-marah gak
jelas apalagi ketika banyak tuntutan tugas sebelum hari-H. Benar mungkin, aslinya
saya memang marah, kenapa tidak jika ketika semangat saya tinggi untuk
melanjutkan tugas sementara mereka gak peduli atau semacamnya. Tapi banyak
pelajaran dari sana, bahwa saya tertantang harus lebih bisa mengontrol emosi,
mempengaruhi anggota tim lainnya untuk kembali fokus pada tujuan Limau Manih.
Begitulah, sampai Limau Manih
touchdown ibukota pada malam harinya. Dan setelahnya semua pada mencar untuk
istirahat. Hari esoknya bakal first meet sama peserta NSBC 2014 lainnya.
Sambung-bersambung....
:D
0 silakan tinggalkan komentar ya teman pembaca :)
silakan boleeh komentar yaa